Kuhuni.com – Jakarta. Di tengah berbagai tantangan akibat pandemi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBRI) sebagai bank terbesar di Indonesia mencatatkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang solid pasca right issue.
Seperti diketahui, kuatnya
kondisi permodalan perseroan tersebut menunjukkan semakin baiknya kemampuan BRI
dalam mengantisipasi risiko kerugian dan menjaga pertumbuhan yang
berkelanjutan. Per-kuartal III-2021, CAR BRI secara konsolidasi tercatat
mencapai 24,54%. Angka tersebut lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu,
yakni sebesar 20,92%.
Baca Juga: Dividen BBRI dari Tahun ke Tahun
Direktur Keuangan BRI, Viviana mengungkapkan, pasca right issue pada September 2021 dan didukung oleh pencapaian laba Perseroan di Q3/2021, permodalan BRI semakin menguat.
Nilai rights
issue yang diperoleh BRI mencapai Rp96 triliun, yang terdiri dari
Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai Pemerintah dan Rp41,2 triliun
dalam bentuk cash proceed dari
pemegang saham publik. Sebagian besar dana right issue tersebut akan digunakan
untuk memperkuat bisnis dan ekosistem usaha ultra mikro, sedangkan sisanya
untuk mendorong bisnis mikro dan kecil perseroan.
Baca Juga: Sejarah Perkembangan Bisnis Bank BRI
Di samping suksesnya aksi korporasi tersebut,
CAR BRI yang semakin kuat tersebut juga dikarenakan pencapaian laba BRI hingga
kuartal III tahun ini yang menembus Rp19,07 triliun atau tumbuh sekitar 34,74% year-on-year (YoY).
Dengan permodalan yang kuat tersebut, lanjut
Vivi, kemampuan BRI untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan juga semakin
baik. Terlebih di tahun 2022 dimana ekspektasi perekonomian membaik,
pertumbuhan bisnis diharapkan juga mulai pulih. Dengan kondisi tersebut, Vivi
berharap permodalan yang dimiliki dapat segera digunakan dengan efektif untuk
mendorong pertumbuhan sektor riil terutama di segmen mikro dan ultra mikro,
yang menjadi fokus BRI.
Baca Juga: Besar Bunga Deposito BRI, Cara Menghitung Bunga Deposito BRI
Meskipun
memiliki permodalah yang kuat, BRI tetap mengutamakan kualitas pertumbuhan yang
akan dilakukan. Hal ini penting mengingat saat ini masih merupakan masa
transisi, belum sepenuhnya normal sehingga loan
demand juga masih belum pulih sepenuhnya. Pengelolaan permodalan yang
baik melibatkan tiga hal penting yaitu pertumbuhan yang sehat yang dapat
diperoleh ke depan, cushion yang
memadai untuk mitigasi risiko yang akan datang serta yang terakhir adalah bila
kedua hal tersebut telah terpenuhi namun masih memiliki kelebihan maka perlu
dipertimbangkan untuk dikembalikan ke pemegang saham, lanjut Vivi.
Strategi BRI Tepat Sasaran
Keberhasilan BRI dalam menerapkan strategi ini
pun mendapat apresiasi dari Analis PT Verdhana Sekuritas Indonesia, Nicholas
Santoso dan Raymond Kosasih.
Dalam risetnya, BRI dinilai mampu mengelola
dengan mengutamakan keberlanjutan di masa pandemi. Rasio CAR yang kian
meningkat ini juga akan menjadi katalis positif dalam menopang kinerja BRI
jangka panjang. Di samping itu, keberhasilan ini juga semakin diperkuat dengan
masuknya PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PMN).
LIHAT JUGA: Saham BBCA, Apakah Masih Menguntungkan Cek Faktanya!
"Memang kinerja positif itu bisa dikaitkan
dengan keberhasilan rights issue dan
bergabungnya Pegadaian dan PNM yang dimiliki sepenuhnya oleh BBRI. Kami pun
terus melihat sikap kehati-hatian dari BBRI dengan strategi yang tepat dalam
memperkuat rasio kecukupan modal di masa pandemi. Ini akan berdampak positif
pada bisnis ke depan,” tulis keduanya dalam hasil riset tersebut.
Senada dengan riset tersebut, Analis Senior CSA
Research Institute Reza Priyambada juga meyakini kinerja BRI akan semakin
meningkat seiring dengan kestabilan kinerja. Menurutnya, BRI telah
memperlihatkan kinerja positif di berbagai lini bisnis didukung oleh keandalan
manajemen dalam menerapkan strategi yang tepat.
LIHAT JUGA: 10 Tips Trading Saham untuk Pemula Supaya
Untung
Angka CAR yang selalu bertumbuh tersebut, kata Reza, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap langkah bisnis yang diambil BRI. “Artinya, kinerja BBRI bisa dikatakan baik dan mampu bertahan di tengah pandemi. Pencapaian ini sangat kuat dan rasanya masih akan berlanjut," ujarnya.
0 comments
Posting Komentar