Penjualan perusahaan Bir
Binting ini terdiri dari penjualan alkohol sebesar Rp 501,54 miliar, turun tipis
dari sebelumnya mencapai Rp 528,68 miliar. Penjualan non-alkohol sebesar Rp
79,78 miliar, juga ikut turun dari sebelumnya Rp 98,67 miliar.
Meskipun penjualan turun, hal ini tidak seirama dengan beban beban pokok penjualan yang malah mengalami kenaikan jadi Rp 284,94 miliar. Padahal sebelumnya hanya Rp 280,38 miliar. Alhasil laba kotor MLBI tercatat sebesar Rp 296,38 miliar, turun dari sebelumnya mencapai Rp 346,96 miliar.
Lihat Juga:
Hingga 31 Maret 2021 Multi
Bintang berhasil menekan beban operasional di segala lini. Seperti beban
penjualan turun jadi Rp 60 miliar dari sebelumnya Rp 83 miliar. Beban umum dan
administrasi turun jadi Rp 39 miliar dari sebelumnya mencapai Rp 45 miliar. Multi Bintang juga
tidak mengalami kerugian penurunan nilai piutang usaha. Padahal pada kuartal 1
tahun 2020 MLBI mencatatkan kerugian sebesar Rp 37 miliar. Berhasilnya MLBI
menekan biaya operasional alhasil membuat laba bersih perusahaan meningkat.
Laba bersih Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) kuartal 1 tahun 2021 sebesar Rp 148,78 miliar. Laba bersih MLBI ini naik sebesar 6,33% dibandingkan kuartal 1 tahun 2020 sebesar Rp 139,91 miliar. Dengan demikian laba bersih per saham Multi Bintang kuartal 1 tahun 2021 jadi Rp 71 per lembar saham (QI-2020 Rp 66 per lembar saham).
Lihat Juga: 15 Saham Ini Dapat “Tato” Dari BEI, Cek Apakah Saham Kamu Ada?
Sampai akhir Maret 2021 PT Multi bintang Indonesia Tbk (MLBI) memiliki total aset sebesar Rp 3,22 triliun. Mengalami kenaikan dibanding tahun 2020 sebesar Rp 2,90 triliun. Aset lancar MLBI tercatat sebesar Rp 1,49 triliun yang di dalamnya terdapat kas sebesar Rp 1,03 triliun. Sementara Aset tidak lancar sebesar Rp 1,73 triliun.
Kuartal 1 tahun 2021 Multi Bintang memiliki liabilitas sebesar Rp 1,64 triliun. Jumlah hutang jangka pendek sebesar Rp 1,51 triliun. Hutang jangka panjang sebesar Rp 132,83 miliar. Terakhir, MLBI memiliki total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,58 triliun.
0 comments
Posting Komentar