Bagaimana
laba bersih Bank BRI dan Mandiri? Mari kita lihat dari laporan keuangannya.
Laba bersih Bank BRI (BBRI) tahun 2020 Rp 18,65 triliun. Laba bersih per saham BBRI Rp 151. Pada tahun 2019 laba bersih Bank BRI mencapai Rp 34, 37 triliun. Artinya di tahun 2020 laba bersih Bank BRI turun 45,72% atau turun sebesar Rp 15,71 triliun.
Laba bersih Bank Mandiri (BMRI) tahun 2020 Rp 17,11 triliun. Laba bersih per saham BMRI Rp 367,04. Sementara pada tahun 2019 Bank Mandiri mencetak laba bersih sebesar Rp 28,45 triliun. Jadi, laba bersih BMRI di tahun 2020 turun 37,98% atau turun sebanyak Rp 10,80 triliun.
Bila kita bandingkan
penurunan laba bersih Bank BCA, Bank BRI dan Bank Mandiri. Tentu saja kita
melihat perbandingan yang sangat jauh.
Kita semua tahu bahwa dampak
virus covid-19 terhadap perekonomian di dunia sangat memprihatikan. Membuat
banyak perusahaan mengalami kerugian, bahkan harus ada yang gulung tikar.
Namun, ada hal menarik yang bisa kita cermati bersama. Yaitu, kenapa Bank BCA mampu mempertahankan kinerjanya dengan baik dibandingkan bank sekelasnya, seperti Bank BRI dan Mandiri? Kenapa penurunan laba bersih Bank BCA bisa kecil? Sementara bank lain mengalami penurun laba yang besar.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut. Penulis melakukan pengamatan terhadap laporan keuangan tiap bank. Dalam tulisan ini, penulis fokus melakukan penilian dari apa yang tercatat di laporan keuangan Bank BCA tahun 2020.
Bila kita perhatikan dari
laporang keuangan Bank BCA di atas. Kita bisa melihat bahwa:
Di tahun 2020 Bank BCA mencatatkan pedapatan bunga dan syariah sebesar Rp 65,403 triliun. Sementara tahun 2019 hanya Rp 63,837 triliun. Artinya pendapatan Bank BCA tahun 2020 naik 2,45%.
Meskipun di tahun 2020 perekonomian mengalami guncangan, Bank BCA masih mampu mempertahankan kinerjanya dengan baik. Yaitu mampu mencatatkan kenaikan pendapatan bunga dan syariah.
Pendapatan operasional Bank BCA tahun 2020 sebesar Rp 21,004 triliun. Sementara tahun 2019 sebesar Rp 21,145 triliun. Artinya pendapatan operasional Bank BCA tahun 2020 turun 0,66%. Meskipun pendapatan operasional Bank BCA turun, tetapi turunya sangat sedikit, sehingga kinerjanya masih tetap baik.
Jumlah beban bunga dan
syariah Bank BCA di tahun 2020 Rp 11,241 triliun. Sedangkan di tahun 2019
mencapai Rp 13,36 triliun. Artinya, Bank BCA mampu menurunkan biaya beban bunga
sebesar 15,86% atau sebesar Rp 2,11 triliun.
Baca Juga: Daftar Jumlah Kredit Macet Bank Buku IV Siapa Juaranya?
Ini mencermikan bahwa Bank BCA memiliki strategi yang tepat sasaran untuk menjaga kinerjanya tetap baik di masa perekonomian yang sulit. Yaitu dengan cara menekan biaya beban bunga agar labanya tidak tergerus.
Beban operasional Bank
BCA tahun 2020 sebesar Rp 29,96 triliun.
Sedangkan tahun 2019 tercatat sebesar Rp 30,74 triliun. Jadi beban operasioanl
Bank BCA tahun 2020 turun 2,11%.
Artinya Bank BCA telah melakukan efesiensi dengan baik, sehingga tidak terjadi kenaikan beban operasional, bahkan mampu menurunkannya. Efesiensi yang dilakukan Bank BCA akhirnya membuahkan hasil untuk tetap mempertahakan kinerjanya.
Dari apa yang tertera di laporang keuangan Bank BCA dapat kita simpulkan. Sepanjang tahun 2020 Bank BCA telah menunjukkan eksistensinya untuk menjaga kinerjanya tetap baik. Yaitu dengan cara melakukan strategi yang tepat sasaran di setiap lini. Ini menunjukkan bahwa Bank BCA mampu menghadapi situasi kondisi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini lah yang tercermin dari laporan keuangannya.
Jadi muncul pertanyaan tambahan, apa yang membuat laba bersih Bank BCA turun?
Laba bersih Bank BCA turun karena naiknya CKPN. Beban penyisihan kerugian penurunan nilai aset Bank BCA di tahun 2020 meningkat tajam 153,26%. Pada tahun 2019 beban penyisihan kerugian penurunan nilai aset hanya Rp 4,59 triliun, sedangkan di tahun 2020 mencapai Rp 11,62 triliun atau naik sebesar Rp 7,03 triliun. Ini lah yang menyebabkan laba bersih Bank BCA turun.
0 comments
Posting Komentar